Senin, 08 Februari 2010

PERAN HUMAS DALAM SEBUAH INSTITUSI PENDIDIKAN

Suatu perusahaan atau organisasi layaknya roda kehidupan, kadang berada di atas dan kadang di bawah, setiap perusahaan atau organisasi tersebut akan melibatkan banyak orang yang secara intern, dan secara ekstern tumbuh dalam masyarakat yang harus hidup dengan segala aturan-aturan yang ada.
Perusahaan atau organisasi yang sedang mengalami krisis dituntut untuk dapat menanggulangi krisis tersebut dengan tepat, untuk menjaga citra dan reputasi perusahaan. Masyarakat akan melihat dan menilai kemampuan perusahaan dalam menangani dan menyelesaikan krisis. Apabila perusahaan dapat mengatasi krisis dengan baik dan penyelesaian tersebut dapat memuaskan berbagai pihak yang terkait maka penilaian masyarakat akan baik. Namun sebaliknya, bila perusahaan tidak dapat menyelesaikan krisis yang ada, maka masyarakat pun akan menilai buruk kinerja perusahaan.
Di Era globalisasi saat ini disertai dengan kemajuan teknologii dan peningkatan pengetahuan masyarakat, segala fenomena sosial yang terjadi di masyarakat mendapat perhatian lebih serius dari masyarakat. Kekritisan masyarakat terjadi di segala bidang, baik sosial, budaya, ekonomi, politik dan diberbagai bidang lainnya termasuk bidang pendidikan. Perhatian masyarakat dibidang pendidikan dapat terlihat pada banyaknya kasus-kasus demonstrasi baik oleh kalangan akademisi, mahasiswa, dan masyarakat luas tentang pendidikan murah, kesejahteraan dan tranparansi penggunaan anggaran pendidikan.
Hal ini akan memberikan dampak positif bagi pembuat kebijakan agar dapat bekerja lebih baik dan dapat mempertanggungjawabkan semua kebijakan yang telah dan akan dilaksanakan dalam bidang pendidikan khususnya. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret (FISIP UNS) sebagai salah satu institusi pendidikan harus senantiasa berbenah dalam meningkatkan kualitas dan maupun kuantitas pendidikannya melalui sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta mempersiapkan para lulusannya agar dapat dengan mudah diterima didunia kerja bahkan dapat menciptakan dunia pekerjaan bagi masyarakat lainnya.
Saat ini di Kota Solo saja sudah banyak institusi pendidikan lain yang menawarkan pelayanan di bidang pendidikan yang menjanjikan. Hal ini bila tidak segera diantisipasi dan FISIP UNS tidak segera berbenah diri akan tertinggal dengan persaingan-persaingan di bidang pendidikan yang lebih mengutamakan kualitas pendidikan melelui program-program yang ditawarkan.
Masyarakat semakin dewasa memilih dan selektif dalam menentukan pilihan, walaupun UNS adalah salah satu dari universitas negeri di daerah Jawa Tengah tetapi bila kualitasnya tidak lebih baik dari universitas swasta maka masyarakat akan lebih memilih universitas swasta yang memberikan prospek kerja yang lebih menjanjikan.
Dalam menyikapi fenomena diatas maka institusi pendidikan khususnya FISIP UNS harus mengupayakan peningkatan pengelolaan dalam bidang kualitas baik dari sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang kesemuanya ini bertujuan untuk meningkatkan citra FISIP UNS itu sendiri.
Humas mempunyai tugas dan fungsi salah satunya menangani citra dalam sebuah institusi. Saat ini perkembangan humas sebagai salah satu profesi menjadi salah satu personal yang bertugas untuk menjawab permasalahan yang dihadapi tersebut yaitu bagaimana membangun dan mengembangkan hubungan-hubungan yang baik antara berbagai institusi dengan masyarakat pengguna demi tercapainya tujuan lembaga.
Humas merupakan bidang yang mempunyai ruang lingkup kerja yang cukup luas bukan hanya sekedar melakukan hubungan denga pihak lain, memperindah penampilan melancarkan propaganda guna mencapai tujuan, kegiatan membangun relasi dengan pers dan sebagai juru bicara serta koordinator lalu lintas informasi dengan pengguna layanannya. Dengan demikian humas seharus selalu mengetahui latar belakang dari suatu kebijakan dan keputusan yang diambil oleh pihak pimpinan. Orang humas dituntut mempunyai kemampuan dalam mengamati dan menganalisa persoalan, berkepribadian menarik danmampu mempengaruhi pendapat umum, menjalin kerjasama dan dapat dipercaya serta bisa menjalin hubungan baik dengan pihak lain.

Membangun Image Humas FISIP UNS
Saat ini pranata humas humas FISIP UNS belum dapat menentukan bentuk ideal bagi pencitraan FISIP UNS secara keseluruhan , karena pada dasarnya pranata humasnya harus mampu dan mempunyai kewenangan dalam menentukan sikap. Keberadaannya yang masih jauh dari pucuk pimpinan dan sarana prasarana yang terbatas membuat pranata humas FISIP belum dapat menjalankan tugas dan fungsi utamanya sebagai humas yang baik sebuah institusi pendidikan. Selain itu karena ruang lingkupnya yang banyak dan luas, sangat tidak memungkinkan bila tugas humas hanya dilaksanakan oleh satu personal saja. Idealnya dalam membangun citra ada sebuah tim humas yang mempunyai kewenangan, tugas, fungsi dan peranan sebagai humas FISIP. Walaupun pada dasarnya semua civitas akademika yang ada didalamnya merupakan pejabat humas yang diharapkan mampu memberikan statemen tentang FISIP UNS.
Agar lembaga disukai konsumen dalam hal ini publik dan para penggunanya maka lembaga tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan publiknya sesuai dengan misi dan visi lembaga itu sendiri, dengan sikap disukai dan bukan dijauhi. Namun disukai oleh publiknya saja tidak cukup. Lembaga masih harus menanamkan kecintaan dari elemen-elemen lain yang dewasa ini memegang peranan yang sangat vital. Misalnya komunitas (dengan dukungan environmentalis), pers (pembentuk opini), para akademisi (pembentuk opini) dan pemerintah (pembentuk regulasi dan opini)
Dan untuk bisa melakukan kegiatan komunikasi yang baik, seorang praktisi humas perlu memahami aspek-aspek komunikasi. Aspek-aspek atau unsur-unsur komunikasi yang dimaksud adalah :
• Sources, yaitu individu atau pejabat humas yang berinisiatif sebagai sumber untuk menyampaikan pesannya
• Message, suatu gagasan atau ide berupa pesan, informasi, pengetahuan, ajakan, bujukan atau ungkapan bersifat pendidikan, emosi, dan lain sebagainya yang akan disampaikan komunikator kepada perorangan atau kelompok tertentu (komunikan)
• Channel, yaitu berupa media, sarana, atau saluran yang digunakan oleh komunikator dalam mekanisme penyampaian pesan-pesan kepada khalayaknya.
• Effect, suatu dampak yang terjadi dalam proses penyampaian pesan-pesan tersebut, yang dapat berakibat positif maupun negative menyangkut tanggapan, persepsi dan opini dari hasil komunikasi tersebut.

Fungsi Humas pada manajemen perusahaan dalam arti Humas/Public Relations dapat menyelenggarakan komunikasi dua arah atau timbal balik antara organisasi/perusahaan yang diwakilinya dengan publiknya. Sehingga dapat terwujud suatu kesepahaman dan saling pengertian antar keduanyaSesuai tujuannya menciptakan kesepahaman dan saling pengertian, Public Relations didefinisikan oleh The British Institute of Public Relations adalah sebagai berikut:
a. Public Relations activity is management of communication between an organizations and its publics
(aktivitas Public Relations adalah mengelola komunikasi antara organisasi dengan publiknya)
b. Public Relations practise is deliberate, planned and sustain effort to establish and maintain mutual understanding between an organizations and its publics
(praktik Public Relations adalah memikirkan, merencanakan, berusaha dan menciptakan sebuah hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi/perusahaan dengan khalayaknya)

Dari kedua definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya kegiatan PR bertujuan untuk menciptakan saling kesepahaman antara organisasi/perusahaan akan selalu siap menghadapi semua pendapat dan tuntutan publiknya, sehingga dapat tercipta iklim yang menyenangkan bagi kedua belah pihak. Adapun khalayak atau publik yang dimaksud oleh kedua definisi diatas adalah yang terkait atau berhubungan dengan organisasi/perusahaan tersebut.

Tugas dan Peran
Menurut Onong Uchjana Effendy Fungsi kehumasan dalam organisasi / perusahaan dapat dijabarkan menjadi dua bentuk :
1. Hubungan Masyarakat sebagai teknik komunikasi
Hubungan masyarakat sebagai teknik komunikasi merupakan kegiatan yang tidak terlembaga secara khusus dalam bagian tertentu dari suatu organisasi. Fungsi hubungan masyarakat dalam organisasi ini diambil alih oleh pimpinan organisasi itu sendiri. Karena yang dilakukan adalah komunikasi, maka humas mempunyai pengertian teknik komunikasi.
2. Hubungan Masyarakat sebagai metode komunikasi
Hubungan Masyarakat sebagai metode komunikasi sering disebut sebagai humas sebagai lembaga. Humas sebagai lembaga umumnya hanya terdapat pada organisasi-organisasi besar karena kegiatan berkomunikasi dengan public tidak mungkin dilakukan oleh si pemimpin organisasi itu sendiri
Komunikasi menjadi inti terbinanya jalinan hubungan yang baik, dan harus terangkum dalam strategi perusahaan yang baik pula.

Public Relations memiliki peranan yang sangat strategis dalam sebuah organisasi / perusahaan baik sebagai praktisi maupun sebagai professional. Seperti yang dikemukakan oleh Dozier and Broom, yang dikutip oleh Rosady Ruslan :
1. Penasehat Ahli (expert preschiber)
Seorang praktisi PR harus mamiliki kemampuan untuk dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian setiap masalah yang terjadi antara perusahaan dengan publiknya (Public Relationship).
2. Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator)
Praktisi harus mampu menjadi fasilitator atau mediator yang menjembatani antara manajemen dengan publiknya. Untuk mengetahui keinginan dan harapan public terhadap manajemen. Di sisi lain PR juga dituntut untuk mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada publiknya, sehingga dengan adanya komunikasi dua arah antara manajemen dan publiknya, diharapkan tercipta saling pengertian, percaya, menghargai dan mendukung bagi kedua belah pihak.
3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Probem Solving Process Fasilitator)
Dalam proses pemecahan masalah PR merupakan bagian dari tim manajemen. Peran yang diambil PR dalam tim adalah membantu pimpinan organisasi / perusahaan dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi organisasi / perusahaan, mulai dari penasehat hingga pengambilan keputusan dan tindakan. Bila perusahaan mengalami krisis, biasanya akan membentuk sebuah tim yang dikoordinir oleh ahli PR dengan melibatkan departemen lain untuk membantu perusahaan menyelesaikan krisis.
4. Teknisi Komunikasi (Communications Technician).
Peran PR sebagai teknisi komunikasi adalah sebagai journalist in residenta yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi, baik arus maupun media komunikasi.
Jadi seorang praktisi PR harus memiliki kemampuan manajerial (managerial) skill dan juga kemampuan teknis (technician skill) mengingat perannya yang sangat strategis didalam suatu perusahaan.
Belajar dari Institut Pertanian Bogor, disana terdapat sebuah unit humas dengan nama PROHUMASI IPB yang mempunyai tugas pokok mengelola kegiatan promosi, kehumasan dan hubunngan alumni dengan berbagai media dan mempiliki fungsi sebagai salah satu unit kerja yang melaksanakan tugas public relations, termasuk diseminasi kebijakan pimpinan dan menangani opini publik, unit promosi keunggulan intitusi, unit yang mengelola pembinaan alumni dan unit yang mengelola protokoler dan tata laksana hubungan masyarakat. PROHUMASI IPB ini diberi mandat dalam mewujudkan citra dan reputasi IPB melalui promosi, hubungan masyarakat, hubungan alumni serta pengelolaan protokoler dan tata seremonial lainnya.
Lebih lanjut hal-hal penting yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasi baku meliputi :
1. Diseminasi Kebijakan IPB
2. Membangun Citra IPB
3. Pengelolaan opini publik dan layanan liputan
4. IPB News
5. Pemutakhiran website
6. Promosi IPB
7. Physical Branding, pemasangan media luar ruangan dan majalah didinding
8. Penyelenggaraan keramaian dan hiburan
9. Hubungan masyarakat lingkar kampus.

Selain itu dalam struktur organisasi keberadaan humas, berada dilevel yang dekat dengan pembuat kebijakan sehingga tidak selalu kehilangan peristiwa/moment yang terjadi dalam setiap langkah kemajuan IPB. Bahkan Prohumasi IPB mempunyai ruang dan pimpinan yang terjalin erat lewat Kepala Kantor Humas yang membawahi Kepala Bidang (Kabid) Promosi, Kabid. Protokoler, Kabid. Humas dan Alumni serta Kepala Seksi Administrasi Umum yang mempunyai kewenangan dalam pendanaan kegiatan humas ini.

Melihat kompleknya ruang lingkup humas ini, bila FISIP UNS akan melangkah menuju membangun citra FISIP UNS yang positif dimasa mendatang paling tidak, persiapan sarana penunjang bagi kegiatan kehumasan di FISIP UNS sangat dibutuhkan misalnya penyediaan seperangkat komputer, khusus untuk pekerjaan humas, ruangan/kantor yang representatif dengan ukuran minimal 30 meter persegi yang nantinya di tempatkan ruang rapat kecil/transit tamu FISIP UNS dengan semua perangkat mebelernya. Namun demikian bila menginginkan sesuatu yang ideal sangatlah sulit, karena terhalang adanya keterbatasan anggaran dan ruang, Namun demikian semua itu diharapkan sebagai aset demi terwujudnya image positif FISIP UNS di masyarakat dan bagi FISIP UNS itu sendiri di kancah nasional maupun internasional.





Maryani
Pranata Humas FISIP UNS

PERAN HUMAS DALAM MANAJEMEN KRISIS

I. Pendahuluan
Suatu perusahaan atau organisasi layaknya roda kehidupan, kadang berada di atas dan kadang di bawah, sudah sewajarnya pula apabila suatu perusahaan atau organisasi mengalami krisis. Dapat dikatakan demikian karena perusahaan atau organisasi tersebut melibatkan banyak orang yang secara intern, dan secara ekstern tumbuh dalam masyarakat yang harus hidup dengan segala aturan-aturan yang ada. Krisis juga dapat disebabkan oleh sesuatu yang bersifat mendadak diluar kendali manusia dan hal-hal yang berkaitan dengan produk maupun bidang usaha yang dijalani oleh suatu perusahaan atau organisasi.
Perusahaan yang sedang mengalami krisis dituntut untuk dapat menanggulangi krisis tersebut dengan tepat, untuk menjaga citra dan reputasi perusahaan. Masyarakat akan melihat dan menilai kemampuan perusahaan dalam menangani dan menyelesaikan krisis. Apabila perusahaan dapat mengatasi krisis dengan baik dan penyelesaian tersebut dapat memuaskan berbagai pihak yang terkait maka penilaian masyarakat akan baik. Namun sebaliknya, bila perusahaan tidak dapat menyelesaikan krisis yang ada, maka masyarakat pun akan menilai buruk kinerja perusahaan.
Dalam masalah penanganan krisis, dituntut kepiawaian seorang praktisi public relations (PR) atau humas dalam menjalankan perannya. Para praktisi humas harus mampu menjadi mediator yang menjembatani hubungan antara manajemen dan penyebab dari krisis, baik itu dari sisi internal maupun eksternal. Apalagi dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat menyebabkan semakin ketatnya persaingan antar media, bukan suatu hal yang mustahil jika sebuah permasalahan eksternal akan berkembang menjadi permasalahan publik. Untuk itu, seorang praktisi humas harus mampu mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar.
Begitu pula dengan instansi seperti perguruan tinggi, tidak akan pernah lepas dari namanya sorotan dalam kebijakan yang akan dan telah dilakukan, fasilitas utama dan pendukung yang dimiliki maupun eksistensinya di dunia pendidikan yang menuntut transparansi dalam semua bidang. Uniiversitas Sebelas Maret UNS) sebagai salah satu instansi dituntut untuk senantiasa menjaga dan mengembangkan visi dan misinya sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan saat ini. Bila belum sesuai dengan keinginan masyarakat akan ada pihak-pihak yang merasa tidak puas atas pelayanan yang diberikan. Salah satu tugas dari Pendidikan tinggi adalah mempersiapan sumber daya manusianya agar menjadi manusia yang terampil dan punya pengetahuan yang efisien, handal, dan mampu menciptakan lapangan kerja baru.
Keberadaan UNS sebagai salah satu perguruan tinggi yang bertekad mewujudkan cita-citanya sebagai The Word Class University tidak bisa berjalan mulus, banyak rintangan yang harus dihadapi baik itu dari pihak internal maupun eksternal yang memerlukan penanganan tanpa membuat persoalan baru.
Seperti program pendidikan murah, yang saat ini didengungkan oleh pemerintah, namun melihat kenyataan di lapangan hal ini belum dapat diterapkan karena adanya isu tentang komersialisasi bidang pendidian sehingga pendidikan hanya akan dinikmati oleh sebagian orang saja terutama orang –orang yang kaya atau berkecukupan. Melihat kompleknya permasalahan bidang pendidikan alangkah bijaknya seandainya setiap instansi dapat menempatkan praktisi humas yang memiliki kemampuan dan ketrampilan dalam mengelola setiap isu yang terjadi baik itu yang menyangkut pencintraan organisasi maupun penanganan krisis yang dialaminya. Langkah-langkah apa yang bisa dilakukan dalam menangglangi krisis itu. Mengingat fungsi humas yang sangat strategis sebagai alat komunikasi dan koordinasi organisasi ikut berperan sebagai pembawa informasi menyangkut kepentingan organisasi dan kebijakan manajemen.
II. Permasalahan
Bagaimana seharusnya seorang humas dapat berperan dalam kondisi krisis dan Langkah-langkah apa yang dilakukan dalam menanggulangi krisis di instansinnya itu ?
III. Pembahasan
1. Komunikasi
Menurut Harold Laswell, komunikasi didefinisikan sebagai Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana ?, Pengertian komunikasi Lasswell ini menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur yaitu: Sources (sumber komunikasi atau komunikator), yaitu individu atau pejabat humas yang memiliki kebutuhan untuk menyampaikan pesan, Message (pesan), yaitu apa yang dikomunikasikan oleh komunikator kepada perorangan atau kelompok tertentu (komunikan), berupa gagasan, ide berupa informasi, pengetahuan, ajakan, bujukan atau ungkapan yang bersifat pendidikan, emosi dan sebagainya, Channel (saluran komunikasi atau media), yaitu media, sarana atau saluran yang digunakan oleh komunikator dalam mekanisme penyampaian pesan kepada khalayaknya, Receiver (penerima atau komunikan), yaitu pihak yang menerima pesan, perseorangan maupun khalayak luas (publik) yang dijangkau oleh organisasi/perusahaan, Effect, yaitu dampak yang terjadi dalam proses penyampaian pesan-pesan tersebut, baik positif maupun negatif, menyangkut tanggapan, persepsi dan opini dari hasil komunikasi
Komunikasi antar manusia dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan. Biasanya kategorisasi tingkatan komunikasi tersebut berdasarkan jumlah peserta komunikasi yang terlibat, dimulai dari komunikasi yang melibatkan jumlah peserta komunikasi yang sedikit hingga komunikasi yang melibatkan jumlah peserta lebih banyak. Joseph A. Devito dalam bukunya mengungkapkan kategori komunikasi antara lain: Komunikasi Intrapribadi, Komunikasi Antarpribadi, Komunikasi Kelompok kecil, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Antarbudaya, dan Komunikasi Massa
2. Public Relations/ Humas
Salah satu alat dalam komunikasi yang digunakan perusahaan untuk membantu menciptakan dan saling memelihara alur komunikasi serta kerjasama suatu perusahaan dengan publiknya agar program-program yang telah direncanakan dapat tercapai dengan menggunakan praktisi Public Relations atau Humas.
Pada dasarnya kegiatan kehumasan bertujuan untuk menciptakan saling kesepahaman antara organisasi/perusahaan dan selalu siap menghadapi semua pendapat dan tuntutan publiknya, sehingga dapat tercipta iklim yang menyenangkan bagi kedua belah pihak. Menurut Rhenald Kasali dalam Manajemen Public Relation mengklasifikasikan khalayak/public sebagai berikut :
a. Publik Internal dan Publik Eksternal
Publik Internal adalah publik yang didalam perusahaan. Sedangkan Publik Eksternal adalah mereka yang berkepentingan terhadap perusahaan dan berada di luar perusahaan.
b. Publik Primer, Sekunder dan Marjinal
Tidak semua elemen dalam stakeholder perlu diperhatikan perusahaan. Publik primer yang terdiri dari pemegang saham, karyawan, konsumen serta pihak lain yang mempunyai kepentingan secara langsung kepada perusahaan. Sedangkan publik yang kurang penting disebut public sekunder dan yang termasuk didalamnya adalah LSM pemerhati lingkungan dan serikat pekerja. Publik yang dapat diabaikan disebut publik marjinal yang antara lain kelompok keagamaan dan partai politik
c. Publik Tradisional dan Publik Masa Depan
Karyawan dan konsumen adalah publik tradisional yaitu publik yang keberadaannya saat ini langsung dibutuhkan oleh perusahaan. Sedangkan mahasiswa, peneliti dan konsumen potensial, adalah publik masa depan yaitu yang keberadaannya dibutuhkan dikemudian hari.
d. Proponents, Opponents dan Uncommited
Diantara publik Public Relations terdapat kelompok yang menentang perusahaan (opponents) yaitu yang tidak sejalan dengan kebijakan perusahaan, yang memihak (proponents) yaitu publik yang setuju dengan kebijakan perusahaan dan ada yang tidak perduli (uncommitted). Perusahaan perlu mengenal publik yang berbeda-beda ini agar dapat dengan jernih melihat permasalahan.
e. Silent Majority dan Vocal Majority
Dilihat dari aktivitas publik dalam mengajukan komplain atau mendukung perusahaan, akan dibedakan antara yang aktif (vocal) dan yang pasif (silent). Publik yang aktif inilah yang sering menunjukkan sikap tidak mendukungnya terang-terangan, seperti LSM lingkungan. Sementara itu publik yang pasif adalah publik yang tidak terlalu menonjol dalam menunjukkan rasa ketidaksukaannya, seperti kelompok konsumen yang kurang puas terhadap produk perusahaan.
2.1. Fungsi Public Relations
Unong Uchjana Effendy menjabarkan fungsi kehumasan dalam organisasi/perusahaan menjadi dua bentuk yaitu :
1. Teknik komunikasi yaitu kegiatan yang tidak terlembaga secara khusus dalam bagian tertentu dari suatu organisasi. Fungsi hubungan masyarakat dalam organisasi ini diambil alih oleh pimpinan organisasi itu sendiri dalam bentuk komunikasi.
2. Metode Komunikasi yaitu humas sebagai lembaga. Humas sebagai lembaga umumnya hanya terdapat pada organisasi-organisasi besar karena kegiatan berkomunikasi dengan publik tidak mungkin dilakukan oleh si pemimpin organisasi itu sendiri
Komunikasi menjadi inti terbinanya jalinan hubungan yang baik, dan harus terangkum dalam strategi perusahaan. Humas atau Public Relations memiliki peranan yang sangat strategis dalam sebuah organisasi/perusahaan baik sebagai praktisi maupun sebagai profesional. Menurut Dozier and Broom, seperti yang dikutip oleh Rosady Ruslan adalah :
1. Penasehat Ahli (expert preschiber), yaitu seorang praktisi PR harus memiliki kemampuan membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian setiap masalah yang terjadi antara perusahaan dengan publiknya (Public Relationship).
2. Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator) yaitu Praktisi humas harus mampu menjadi fasilitator atau mediator yang menjembatani antara manajemen dengan publiknya dan mengetahui keinginan dan harapan public terhadap manajemen. Di sisi lain PR juga dituntut untuk mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada publiknya, sehingga dengan adanya komunikasi dua arah antara manajemen dan publiknya, diharapkan tercipta saling pengertian, percaya, menghargai dan mendukung bagi kedua belah pihak.
3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Probem Solving Process Fasilitator)
Dalam proses pemecahan masalah PR merupakan bagian dari tim manajemen. Peran yang diambil PR dalam tim adalah membantu pimpinan dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi, mulai dari penasehat hingga pengambilan keputusan dan tindakan. Bila perusahaan mengalami krisis, biasanya akan membentuk sebuah tim yang dikoordinir oleh ahli PR dengan melibatkan departemen lain untuk membantu perusahaan menyelesaikan krisis.
4. Teknisi Komunikasi (Communications Technician). Peran PR sebagai journalist in residenta yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi, baik arus maupun media komunikasi. Sehingga seorang praktisi PR harus memiliki kemampuan manajerial (managerial) skill dan juga kemampuan teknis (technician skill) mengingat perannya yang sangat strategis didalam suatu perusahaan.
Kegiatan dan sarana menurut Henry Fayol seperti yang dikutip oleh Rosady Ruslan guna mendukung tujuan dan strategi manajemen sebuah perusahaan adalah sebagai berikut :
• Building Corporate Identity and Image (Menciptakan Identitas dan Citra Perusahaan)
a. PR berusaha menciptakan citra yang positif dengan berbagai aktivitas atau kepedulian sosial (social care) terhadap masyarakat sekitarnya (community relations) dan public internalnya (employee relations)
b. Menciptakan identitas dan citra perusahaan melalui berbagai program kerja atau aktivitas PR yang berguna untuk menumbuhkan pemahaman, pengertian, kesadaran (awareness) dan pengetahuan (knowledge) publik terhadap lembaga atau perusahaan yang diwakilinya
• Facing Crisis (Mengatasi Krisis yang Terjadi) yaitu menangani komplain dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk manajemen krisis dan Public Relations Recovery of Image yang bertugas memperbaiki Lost of Image and Damage
• Promotion Public Causes yaitu mempromosikan aspek kemasyarakatan yang menyangkut kepentingan publik.
Seperti yang sudah dijelaskan dimuka, Public Relations juga memiliki fungsi dalam penanganan krisis yang terjadi di perusahaan. Begitu juga dengan Eksternal Public Relations, juga harus mampu menghadapi krisis eksternal yang terjadi di sebuah perusahaan. Seperti krisis dengan lingkungan sekitar.
3. Manajemen Krisis
Setiap instansi pasti pernah atau akan mengalami krisis. sebuah krisis dapat menjadikan perusahaan itu semakin baik atau bertambah buruk tergantung daripada bagaimana pihak manajemen mempersepsikan dan mengambil langkah langkah dalam menangani krisis tersebut. Krisis bisa dikatakan sebuah titik balik (turning point) untuk menjadikan sebuah perusahaan menjadi lebih baik atau lebih buruk. Penanganan krisis yang baik tentunya akan menghasilkan kepuasan dan kemenangan dari semua pihak. Tetapi bila ditangani dengan langkah buruk, maka akan memakan korban, atau yang lebih parah perusahaan tersebut akan mengalami kehancuran.
Menurut Rosady Ruslan, situasi krisis akan menimbulkan hal-hal sebagai berikut:
a. Meningkatkan intensitas masalah
b. Menjadi sorotan public
c. Menggangu aktivitas sehari-hari dan menggangu citra perusahaan
d. Merusak system kerja, etos kerja dan mengacaukan sendi-sendi perusahaan secara total yang mengakibatkan lumpuhnya kegiatan.
e. Membuat masyarakat ikut panik
f. Mengundang campur tangan pemerintah, yang mau tidak mau harus turut mengatasi masalah yang timbul
Dampak atau efek dari krisis tersebut, tidak saja merugikan perusahaan yang bersangkutan, tetapi juga masyarakat tertentu, yang ikut merasakan akibatnya.Dan menurut Rosady Ruslan ada empat kiat atau strategi dalam penanggulangan yaitu mengidentifikasi krisis, menganalisis krisis, mengatasi krisis, dan mengevaluasi krisis.
Dalam menghadapi krisis, perusahaan biasanya akan melakukan tindakan untuk mengendalikan dan menanggulangi krisis tersebut. Cara inilah yang biasa disebut dengan manajemen krisis. Dalam menanggulangi dan mengendalikan krisis hingga proses pemulihan citra perusahaan (corporate image recovery). Biasanya perusahaan akan membentuk tim khusus sebagai manajemen krisisnya.
Dalam manajemen krisis, tim tidak hanya akan berhadapan dengan para wartawan, tetapi juga akan berhadapan dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Para anggota tim manajemen krisis dituntut untuk dapat memberikan informasi yang sebenarnya.
Mengadopsi tahapan penanganan krisis yang dikembangkan oleh Steven Fink, yaitu dengan konsep terminologi kedokteran langkah-langkah yang dapat diambil oleh praktisi humas adalah :
1. Tahap Prodromal yaitu tahap peringatan awal dimana pada tahap ini instansi masih dalam keadaan baik, namun gejala gejala krisis sudah mulai nampak. . Untuk itu setiap praktisi humas harus jeli dalam mengartikan setiap gejala yang ada.
2. Tahap Akut yaitu tahap ketika orang mengatakan telah terjadi krisis. Pada tahap ini reaksi sudah bermunculan dengan isu yang sudah menyebar. Berapa lama dan berapa kerugian yang timbul tergantung eksekutif yang mengendalikan krisis.
3 Tahap Kronis yaitu tahap dimana sering sebagai the clean up phrase atau the post mortem. Yaitu krisis sudah mulai reda, dan yang tersisa adalah korban dari sebuah krisis.
4 Tahap Reduksi yaitu tahap terakhir dari empat tahap krisis. Akan tetapi crisis manager tetap harus berhati-hati, karena bukannya tidak mungkin krisis tersebut akan muncul kembali.
Siklus Krisis perusahaan menurut Steven Fink, sebagai berikut :


Bagan 1.1: Siklus krisis dalam perusahaan (Sumber: Rhenald Kasali: 226)
Humas berperan penting dalam mengatasi krisis yang dialami oleh perusahaan / organisasi, sehingga seorang praktisi humas akan berupaya mempercepat masa turning poin dari tahap prodromal ke tahap resolusi :

Bagan 1.2: Siklus krisis yang dikehendaki dalam perusahaan
(Sumber: Rhenald Kasali)
4. Manajemen Strategis Humas
Manajemen strategis juga bermanfaat untuk mendeteksi krisis sebelum terjadi dan membuat organisasi lebih responsif dan waspada terhadap perubahan lingkungannya. Misalnya perubahan – perubahan peraturan, kegiatan politik, situasi ekonomi, perkembangan teknologi, perkembangan jumlah penduduk, dan sebagainya. Oleh karena itu manajemen strategis untuk humas bisa diartikan sebagai segala sesuatu menyangkut hal – hal yang berkaitan dengan mampu atau tidaknya perusahaan atau organisasi menghadapi tekanan yang muncul dari dalam maupun dari luar.
Humas sebagai salah satu komponen organisasi mempunyai tujuan strategis, yaitu membaca dan menganalisa rintangan yang muncul dari luar (kebijakan pemerintah yang ditetapkan, ketidakpahaman civitas akademika UNS, dll) maupun dari dalam (demontrasi mahasiswa, mogokan karyawan, pengrusakan, sikap tidak terpuji, dan lain –lain) agar UNS dapat berjalan dengan baik mencapai tujuannya. Humas diharapkan mampu memberi sumbangan yang besar bagi instansi dengan mengembangkan hubungan–hubungan (relations) yang harmonis dengan stakeholdersnya agar UNS dapat mengembangkan kemampuan mencapai tujuannya.
Dalam menghadapi suatu krisis, posisi humas kadang dapat menjadi serba salah. Ia dituntut menjalin hubungan dengan pihak – pihak yang strategis dan sering dianggap sebagai juru bicara. Tetapi sebenarnya ia tidak lebih dari sekedar pelaksana biasa yang tidak tahu apa apa, karena kedudukannya tidak sesuai dengan peranannya. Diletakkan di bagian ketiga atau lebih rendah dari itu dalam suatu organisasi atau perusahaan, sehingga terkadang fungsi humas tidak diikutkan dalam perumusan objective organisasi tetapi didelegasikan atau hanya sebagai pelaksana semata. Oleh karena itu model strategic management untuk humas dapat diterapkan guna menggambarkan dua peran humas dalam manajemen strategis secara menyeluruh dan dalam kegiatan humas itu sendiri.
Seperti yang dikemukakan James E. Grunig dan Fred Repper yang dikutip Rhenald Kasali dalam ada tujuh tahapan strategik management untuk public relations. Tiga tahapan pertama mempunyai cakupan luas sehingga lebih bersifat analitis. Empat langkah selanjutnya merupakan penjabaran dari tiga tahap pertama yang diterapkan pada unsur yang berbeda-beda
1. Tahap Stakeholders, Sebuah perusahaan/organisasi mempunyai hubungan dengan publiknya bilamana perilaku organisasi tersebut memberi pengaruh pada stakeholdersnya atau sebaliknya. Public relations harus melakukan survei untuk terus membaca perkembangan lingkungannya, dan membaca perilaku organisasinya serta menganalisis konsekuensi yang akan timbul. Komunikasi yang dilakukan secara kontinu dengan stakeholders ini membantu organisasi untuk tetap stabil
2. Tahap Publik, Publik terbentuk ketika perusahaan/organisasi menyadari adanya problem tertentu. Dengan kata lain publik selalu eksis bilamana ada problem yang mempunyai potensi akibat (konsekuensi) terhadap mereka yang sangat selektif dan spesifik terhadap suatu kepentingan tertentu (problem) tertentu.
3. Tahap Isu, publik yang muncul sebagai konsekuensi dari adanya problem dan menciptakan ”isu”. Yang dimaksud dengan ”isu” disini bukanlah isu dalam arti kata negatif, melainkan suatu tema yang dipersoalkan. Public relations perlu mengantisipasi dan responsif terhadap isu – isu tersebut. Langkah ini lebih dikenal sebagai Issues Management. Pada tahap ini media memegang peranan sangat penting karena media akan mengangkat suatu pokok persoalan kepada masyarakat dan masyarakat akan menanggapinya media mempunyai peranan yang sangat besar dalam perluasan isu dan, bahkan membelokkan sesuai dengan persepsinya. Media dapat melunakkan sikap publik atau, sebaliknya, meningkatkan perhatian publik, khususnya bagi hot issue, yakni yang menyangkut kepentingan publik yang lebih luas.
Issues management pada tahap ini perlu dilakukan secara simultan dan cepat, dengan melibatkan komunikasi personal dan sekaligus komunikasi dengan media massa.
4. public relations perlu mengembangkan objective formal seperti komunikasi, akurasi, pemahaman, persetujuan, dan perilaku tertentu terhadap program – program kampanye komunikasinya
5. public relations harus mengembangkan program resmi dan kampanye komunikasi yang jelas untuk menjangkau objective di atas.
6. public relations, khususnya para pelaksana, memahami permasalahan dan dapat menerapkan kebijakan kampanye komunikasi
7. public relations harus melakukan evaluasi terhadap efektivitas pelaksanaantugasnya untuk memenuhi pencapaian objective dan mengurangi konflik yang mungkin muncul di kemudian hari.
Saat ini di Universitas Sebelas Maret, peran tenaga humasnya belum maksimal dan dalam taraf pelaksana belum seperti yang diharapkan, masih banyak kajian yang lebih luas tentang kehumasan sehingga diperlukan perhatian dari banyak pihak untuk dapat mempersiapkan tenaga humas yang saat ini sudah ada baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya sehingga menjadi tenaga humas yang handal dan mampu mengangkat citra positif UNS dalam kancah nasional maupun Internasional.
IV. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
1. Praktisi Humas yang ditunjuk sebagai tim penanggulangan krisis harus menentukan tujuan yang akan dicapai dalam penyelesaian kasus ini. Setelah itu humas juga harus menyusun langkah-langkah dan program yang akan dilakukan dalam mengendalikan krisis.
2. Komunikasi internal bertujuan untuk memberikan semangat kepada karyawan untuk memperkokoh persatuan dan menjaga kekompakan, berita negatif tentang perusahaan yang beredar di media massa membuat citra terpuruk di mata publik. Sedangkan komunikasi eksternal bertujuan untuk membina hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat agar dapat membantu dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik, menyadarkan akan tanggng jawab bersama, menumbuhkan rasa memiliki dari masyarakat.
B. Saran
1. Bila ada status krisis baik itu besar/kecil harus dapat diatasi dengan cepat dan tuntas karena krisis yang kecilpun akan menjadi besar bila tidak tertangani dengan baik. Sehingga krisis cenderung menjadi meluas dan merugikan banyak pihak. Seorang humas hendaknya bersikap cepat dan tanggap dalam menyikapi semua gejolak yang terjadi di masyarakat sehingga tidak berkembang menjadi suatu krisis yang dapat merugikan instansi.
2. Melihat akar permasalahannya , maka humas harus senantiasa membangun komunikasi. Jangan hanya saat terjadi konflik di masyarakat. Dalam menentukan strategi manajemen, komunikasi eksternal harus menjadi bagian penting yang tidak boleh diabaikan, dan pada masa yang akan datang sebaiknya perusahaan lebih memperhatikan opini yang berkembang di masyarakat.
3. Sebagai sebuah unit kerja, Humas memegang tanggung jawab dan penciptaan komunikasi yang baik antara manajemen dan masyarakat, sehingga bidang ini nantinya dapat benar – benar menjadi jembatan komunikasi antara perusahaan dan para stakeholder-nya

Maryani Pranata Humas FISIP UNS

MEMBANGUN CITRA DENGAN IKLAN

MEMBANGUN CITRA DENGAN IKLAN
Oleh : Maryani (Pranata Humas FISIP UNS)


A. Pendahuluan
Iklan merupakan sebuah sarana untuk mempromosikan barang atau jasa yang ingin ditawarkan, terutama kepada masyarakat. Melalui sebuah iklan , sebuah produk dapat dikenal dan dicari oleh khalayak. Potensi iklan sangat besar dan luar biasa dalam upaya mempengaruhi, membentuk opini dan persepsi masyarakat. Kepercayaan akan suatu produk akan terbentuk melalui iklan dan dikatakan berhasil bila mampu mendorong konsumen untuk mamakai bahkan mendorong orang lain melakukan hal yang sama seperti yang dilakukannya.
Salah satu media iklan yang sering dipakai adalah media cetak. Dalam iklam media cetak dapat digunakan sebagai salah satu upaya menciptakan kesadaran produk. Iklan ini dapat menjangkau sasaran lebih fokus. Khalayaknya dapat dipilih, dan dipilah menurut segmentasi produk dan target pasarnya. Sebagai media yang paling awal, media cetak tidak ketinggalan jaman. Media ini mampu bertahan dan mempunyai pasar tersendiri. Walau jika dibandingkan media lain seperti televisi, radio dan internet saat ini yang mempunyai sensasinya luar biasa, media cetak ini mampu mendorong publiknya mencari toko atau alamat yang ditampilkan dan melakukan sesuai dengan yang diinginkannya.
Pada dasarnya setiap iklan akan senantiasa dibuat semenarik mungkin dengan menggunakan obyek yang sebelumnya diakui mempunyai kelebihan dan diakui banyak orang misalnya bunga, wanita, atau warna yang dibuat kontras sehingga menimbulkan rasa penasaran yang berujung pada rasa simpati dan empati yang mendalam.
Obyek dalam suatu iklan mencerminkan isi atau pesan yang ingin disampaikan oleh produsen ini terhadap pangsa pasar yang dibidiknya.
Selain itu, iklan juga mempunyai kekuatan dalam mempengaruhi pikiran khalayak sehingga muncul pencitraan dalam iklan itu sendiri. Misalnya pada iklan pencerah wajah atau makanan yang dianggap sangat penting bagi manusia. Pencitraan yang terjadi akibat kedua iklan tersebut menyebabkan adanya keresahan pada sebagian orang yang merasa belum memakai produk tersebut akan mempunyai keinginan tersebut mengikuti atau menggunakan produk yang telah diiklankan ini. Hal ini bisa dilatar belakangi karena tuntuan budaya , gaya hidup dan rasa gengsi bila tidak menggunakan produk yang diiklankan.
Cara pengemasan yang menarik walaupun sebenarnya ada rekayasa dalam proses kreatifnya menimbulkan kesan dan daya tarik tersendiri terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Penciptaan kesan dapat menjadi identitas dari kualitas dan kemewahan barang itu sendiri.
Iklan benar-benar memiliki kekuatan untuk membangkitkan rangsangan yang tidak disadari manusia. Masyarakatpun sering tidak menyadari saat mereka telah membeli citra dan gaya hidup yang telah iklan tawarkan. Penguatan karakter yang telah ada sebelum misalnya makanan enak adalah makan yang mengandung zat x, pria idaman adalah yang memiliki tubuh berotot, tinggi dan tegas, wanita menarik adalah semampai, lemah lembut, berambut panjang, berwajah putih dan masih banyak lagi lainnya , hal ini akan mempersempit pilihan-pilihan yang dihadirkan dalam iklan-iklan lainnya dan menamkan sesuatu yang baru tentang pemahaman yang telah bergeser secara mendasar dan lebih sempit.

B. Rumusan Masalah
a. Seberapa jauh iklan mampu membangun suatu citra?
b. makna apa yang bisa tersampaikan oleh sebuah iklan?

C. Pembahasan
Simbolisasi iklan yang ada telah mempersempit makna gaya hidup yang sangat luas. Pencitraan yang dilakukan oleh iklan hanya pada konsep fisik saja. Sehingga banyak masyarakat yang berusaha bersikap, berbuat atau melakukan yang sama dengan iklan yang telah dilihatnya. Iklan di media merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk menciptakan kesadaran terhadap produk tertentu. Iklan menggambarkan obyek dengan penuh pesona.
Media merupakan suatu forum guna menampilkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan masyarakat. Media juga berperan sebagai pengembangan kebudayaan bukan saja dalam pengertian seni , simbol tapi juga pengembangan mode, gaya hidup dan norma.
Media juga mempunyai kekuatan dan merupakan suatu ”senjata” yang efektif dalam menarik perhatian umum secara langsung, membujuk opini, mempengaruhi perilaku dan membangun kepercayaan publik.
Dalam menjalankan fungsinya kepada publik, media menyebarkan pengaruh dan mempengaruhi masyarakat, tempat bertukar pikiran, dan sarana memperoleh informasi apa saja yang sesuai dengan jenis media itu sendiri. Masyarakat tidak berubah dengan sendirinya, perubahan sosial yang terjadi bisa dipercepat dengan adanya media sebagai sarana dan salurannya menyampaikan informasi , gagasan dan ide masyarakat lainnya yang diharapkan dapat bermanfaat bagi orang lain.
Pada media cetak, pesan visual yang disampaikan bersifat statis, terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar atau foto. Keuntungannya pada media cetak ini informasi yang disampaikan dapat disimpan dan bertahan lebih lama. Berbeda dengan media elektronik, kelebihannya mampu menghasilkan suara dan gambar namun bergerak namun dalam penyajiannya sangat terbatas dan mudah usang bila iklan produk yang sama diulang-ulang tidak diganti.
Dalam membangun sebuah citra, kita dapat memilih apakah media cetak atau elektronik yang kita inginkan tergantung pada tujuan iklan dan tentu budget/ anggaran yang tersedia.

C.1. Menyiapkan iklan yang menarik
Ada beberapa hal yang harus kita fikirkan terlebih dahulu sebelum kita menentukan media pa yang akan kita gunakan, apa media cetak atau elektronik. Hal ini penting karena ada beberapa hal yang memang berbeda bila kita menggunakan media yang berbeda pula. Bila dengan media elektronik, mungkin kita memerlukan model iklan beserta seluruh event organizernya serta yang pasti budget yang lebih banyak jika dibanding dengan media cetak untuk itu yang perlu dipersiapkan adalah :
1. media apa yang akan digunakan
2. Judul. Judul berfungsi untuk menarik perhatian awal konsumen. Judul hendaknya ringkas dan mengandung isi pesan sehingga ada daya tarik bagi yang melihatnya.
3. Naskah. Naskah berfungsi untuk menjelaskan produk atau jasa yang ingin ditawarkan sehingga mengarahkan pada konsumennya untuk berpikir, bersikap bahkan bertindak sesuai dengan pesan naskah yang disampaikan. Naskah ini berisi tentang keistimewaan produk atau jasa yang diiklankan dibanding dengan produk atau jasa lainnya, sehingga diperlukan kreativitas yang tinggi .
4. Ilustrasi. Ilustrasi bisa berupa foto, warna, diagram, peta, grafik dan tanda-tanda lain yang dapat mengungkapkan lebih cepat maksud dan tujuan yang ingin dicapai dibandingkan dengan menggunakan teks. Ilustrasi ini berfungsi untuk menarik perhatian dengan menonjolkan keistimewaan produk dan jasa yang menjelaskan pernyataan yang bersifat khas dan mendukung judul sehingga merangsang minat konsumen untuk membaca, atau bahkan menggunakan produk yang ditawarkan.
5. Durasi dan waktu yang diperlukan bila menggunakan media elektronik. Waktu yang singkat bukan berarti lebih buruk tapi melihat segmen pasar yang diinginkan siapa yang ingin dibidik waktu itulah ditayangkan dalam durasi singkat tapi pesan yang ingin disampaikan dapat diterima.
6. logo dan merek dagang, ini berfungsi sebagai pembeda antara satu produk dan produk lain juga memberikan kekhasan tersendiri pada produk yang sama dengan produsen yang berbeda.
7. Warna, warna selain dimaksudkan untuk menarik perhatian juga dapat memberikan suasana yang berbeda yang dapat merangsang psikologis seseorang sesuai dengan yang diingainkan.

C.2. Iklan sebagai proses komunikasi
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses pemyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Prosesnya sendiri dapat dibagi menjadi dua yaitu proses komunikasi primer dan proses komunikasi sekunder. Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang itu misalnya bahasa, gambar, warna dan lain sebagainya yang intinya dapat menghubungkan antara komunikator dan komunikannya. Sedangkan komunikasi sekunder adalah yaitu proses penyampaian pesan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua , misalnya melalui surat kabar, radio, lelevisi dan internet atau sarana lainnya. Penggunaan media ini dimaksudkan efisiensi pencapaian komunikan dalam jumlah banyak. Dan iklan termasuk didalamnya.
Iklan disampaikan melalui dua saluran media yaitu media cetak dan media elektronik. Sebuah iklan yang terdiri dari serangkaian gambar dan suara mengandung pesan yang ingin disampaikan melalui simbol ,tanda, atau lambang . Lambang dalam iklan terdiri dari dua jenis yaitu lambang verbal (bahasa) dan lambang non verbal ( bentuk dan warna yang disajikan) yang meniru rupa atas bentuk realitas (ikon).
Iklan mempunyai tiga elemen tanda, yaitu gambar objek atau produk yang diiklankan (object), gambar benda-benda disekitar objek yang memberikan konteks pada objek tersebut (context) serta tulisan atau teks (text) yang memberikan keterangan tertulis. Ketiga elemen ini saling mengisi dan menciptakan ide, gagasan, konsep atau makna iklan. Iklan juga mempunyai makna berdasarkan apa yang nampak (denotatif) dan makna yang lebih mendalam berhubungan dengan ideologi dan budaya.
C.3. Daya Tarik Pesan
Iklan harus memiliki daya tarik agar pesan yang disampaikan mempunyai dampak. Untuk itu iklan harus kreatif, inovatif dan estetis sehingga akan senantisa diingat dan dikenang dibandingkan dengan iklan-iklan yang lain. Agar iklan memiliki daya tarik maka dapat menggunakan sarana humor, selebriti, tempat/lokasi, fakta yang muncul , spiritual atau daya tarik emosional. Semua daya tarik diatas bisa berdiri sendiri atau merupakan kombinasi semuanya.
C.4. Makna dalam iklan
Tampilan iklan dalam media di buat dalam usaha untuk menarik minat khalayak. Setiap yang ditampilkan dimaksudkan untuk memberi makna baik secara jelas (denotatif) atau secara samar (kononatif) atau perlu pendalaman lebih lanjut guna mendapatkan dampak positif. Dampak positif tersebut misalnya : terpuaskannya kebutuhan pelanggan, adanya kerjasama yang saling menguntungkan, rasa saling memiliki antara instansi dengan khalayaknya, inteegritas instansi dalam upaya menunjukan eksistensi dan kehormatan yang dimiliki.
Makna denotasi dapat dikatakan sebagai makna yang sebenarnya sesuai dengan obyek atau citra tersebut, dan makna konotasi nengungkapkan makna yang tersembunyi baik lewat teks atau bentuk iklan secara keseluruhan. Citra yang ada ini dapat berwujud fasilitas yang dimiliki, kemudahan akses pelayanan, kesempurnaan paras, atau apapun yang dibutuhkan publik.
Citra yang telah tercipta akan menjadi lebih baik tergantung pula pada pencitraan yang dilakukan lewat iklan dan kenyataan. Hanya publik yang menggunakan produk tersebut yang dapat menilai tentang citra yang telah dibangun lewat iklan ini apa benjadi lebih baik dengan beriklan atau sebaliknya.

E. Penutup
E.1 Kesimpulan
Secara garis besar, kita dapat menciptakan citra atau meningkatkan citra lewat iklan baik menggunakan media cetak atau atau media elektronik tergantung pada pangsa pasar yang ingin dibidik dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Bagaimanpun juga iklan mampu memberi dampak secara ekonomi, sosial, budaya, kesehatan dan psikologi serta mempengaruhi persepsi, tingkah laku dan pemahaman sesorang terhadap perkembangan iklan dewasa ini.

E.2 Saran
Iklan merupakan produk manusia untuk itu diperlukan kearifan, sikap kritis dan selektif dalam menghadapi berbagai iklan yang ada ini mengingat iklan adalah suatu promosi yang dimaksudkan untuk mengenalkan, mempengaruhi perilaku sesorang untuk melakukan hal yang sama dengan iklan . Dan bagi biro iklan atau pembuat iklan dimohon untuk mengurangi muatan melebih-lebihkan produk yang dibuatnya walaupun tidak mengurangi unsur kreatifitas dan keindahan iklan sendiri. Juga pentingnya kualitas informasi dan penerapan sesuai dengan kode etik profesinya.

MEMBANGUN CITRA DENGAN IKLAN


MEMBANGUN CITRA DENGAN IKLAN
Oleh : Maryani (Pranata Humas FISIP UNS)


A. Pendahuluan
Iklan  merupakan  sebuah sarana untuk mempromosikan barang atau jasa yang ingin ditawarkan, terutama kepada masyarakat. Melalui sebuah iklan , sebuah produk dapat dikenal dan dicari oleh khalayak. Potensi iklan sangat besar dan luar biasa dalam upaya mempengaruhi, membentuk opini dan persepsi masyarakat. Kepercayaan akan suatu produk akan terbentuk melalui iklan dan dikatakan berhasil bila mampu mendorong konsumen untuk mamakai bahkan  mendorong orang lain  melakukan hal yang sama seperti yang dilakukannya.
Salah satu media iklan yang sering dipakai adalah media cetak. Dalam iklam media cetak dapat digunakan sebagai salah satu upaya menciptakan kesadaran produk. Iklan ini dapat menjangkau sasaran lebih fokus. Khalayaknya dapat dipilih, dan dipilah menurut segmentasi produk dan target pasarnya. Sebagai media yang paling awal, media cetak  tidak ketinggalan jaman. Media ini mampu bertahan dan mempunyai pasar tersendiri. Walau jika dibandingkan media lain seperti televisi, radio dan internet saat ini yang mempunyai sensasinya luar biasa, media cetak ini mampu mendorong  publiknya  mencari  toko atau alamat yang ditampilkan dan melakukan sesuai dengan   yang diinginkannya.
Pada dasarnya setiap iklan akan senantiasa dibuat semenarik mungkin dengan menggunakan obyek yang sebelumnya  diakui mempunyai kelebihan dan diakui banyak orang misalnya bunga, wanita, atau warna yang dibuat kontras sehingga menimbulkan rasa penasaran yang berujung pada rasa simpati dan empati yang mendalam.
Obyek dalam suatu iklan mencerminkan isi atau pesan yang ingin disampaikan oleh produsen ini terhadap pangsa pasar yang dibidiknya.
Selain itu, iklan juga  mempunyai  kekuatan dalam mempengaruhi pikiran khalayak sehingga muncul pencitraan dalam iklan itu sendiri. Misalnya pada iklan pencerah wajah atau makanan yang dianggap sangat penting bagi manusia. Pencitraan yang terjadi akibat  kedua iklan tersebut menyebabkan adanya keresahan pada sebagian orang yang merasa belum memakai produk tersebut akan  mempunyai keinginan tersebut mengikuti  atau menggunakan  produk yang telah diiklankan ini. Hal ini bisa dilatar belakangi karena tuntuan budaya ,  gaya hidup dan rasa gengsi bila tidak menggunakan produk yang diiklankan.
Cara pengemasan  yang menarik walaupun sebenarnya ada rekayasa dalam proses kreatifnya menimbulkan kesan dan daya tarik tersendiri  terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Penciptaan  kesan dapat menjadi identitas dari kualitas dan kemewahan barang itu sendiri.
Iklan benar-benar memiliki   kekuatan untuk membangkitkan rangsangan  yang tidak disadari manusia. Masyarakatpun  sering tidak menyadari saat mereka telah membeli citra dan gaya hidup yang telah iklan tawarkan. Penguatan karakter yang  telah ada sebelum misalnya makanan enak adalah makan yang mengandung zat x,  pria idaman adalah yang memiliki  tubuh berotot, tinggi dan tegas, wanita menarik adalah semampai, lemah lembut, berambut panjang, berwajah putih dan masih banyak lagi lainnya , hal ini akan mempersempit pilihan-pilihan yang dihadirkan dalam iklan-iklan lainnya dan menamkan sesuatu  yang baru tentang pemahaman yang telah bergeser secara mendasar dan lebih sempit.

B. Rumusan Masalah
a.  Seberapa jauh iklan mampu membangun suatu citra?
b. makna apa yang bisa tersampaikan oleh sebuah iklan?

C. Pembahasan
Simbolisasi iklan yang ada telah mempersempit makna gaya hidup yang sangat luas. Pencitraan yang dilakukan oleh iklan hanya pada konsep fisik saja. Sehingga  banyak masyarakat yang berusaha bersikap, berbuat  atau melakukan yang sama dengan iklan yang telah dilihatnya. Iklan di media merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk menciptakan kesadaran terhadap produk tertentu.  Iklan menggambarkan obyek dengan penuh pesona.
Media merupakan suatu forum guna menampilkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan masyarakat. Media juga berperan sebagai pengembangan kebudayaan bukan saja  dalam pengertian seni , simbol tapi juga pengembangan mode, gaya hidup dan norma.
Media juga  mempunyai kekuatan  dan merupakan suatu ”senjata” yang efektif dalam menarik perhatian umum secara langsung, membujuk opini, mempengaruhi perilaku dan membangun kepercayaan publik.
Dalam menjalankan fungsinya kepada publik, media  menyebarkan pengaruh dan mempengaruhi masyarakat, tempat bertukar pikiran, dan sarana memperoleh informasi apa saja yang sesuai dengan jenis media itu sendiri. Masyarakat tidak berubah dengan sendirinya, perubahan sosial yang terjadi bisa dipercepat dengan adanya media sebagai sarana dan salurannya  menyampaikan informasi , gagasan dan ide  masyarakat lainnya yang diharapkan dapat bermanfaat bagi orang lain.
Pada media cetak, pesan visual yang disampaikan bersifat statis, terdiri  dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar atau foto.  Keuntungannya pada media cetak ini informasi yang disampaikan   dapat disimpan  dan bertahan lebih lama.  Berbeda dengan media elektronik, kelebihannya  mampu  menghasilkan suara dan gambar  namun bergerak  namun dalam penyajiannya  sangat terbatas dan mudah usang bila iklan produk yang sama diulang-ulang tidak diganti.
Dalam membangun sebuah citra, kita dapat memilih apakah media cetak atau elektronik yang kita inginkan tergantung pada tujuan iklan dan tentu budget/ anggaran yang tersedia.


C.1. Menyiapkan iklan yang menarik
Ada beberapa hal yang harus kita fikirkan terlebih dahulu sebelum kita menentukan media pa yang akan kita gunakan, apa media cetak atau elektronik.  Hal ini penting karena ada beberapa hal yang memang berbeda bila kita menggunakan media yang berbeda pula. Bila dengan media elektronik, mungkin kita memerlukan  model iklan beserta seluruh event organizernya serta yang pasti budget yang lebih banyak jika dibanding dengan media cetak  untuk itu  yang perlu dipersiapkan adalah :
  1. media apa yang akan digunakan
  2. Judul.  Judul berfungsi untuk menarik perhatian awal konsumen. Judul hendaknya ringkas dan mengandung isi pesan sehingga  ada daya tarik bagi yang melihatnya.
  3. Naskah. Naskah  berfungsi untuk menjelaskan produk  atau jasa yang ingin ditawarkan sehingga mengarahkan pada konsumennya untuk berpikir, bersikap bahkan bertindak sesuai dengan pesan naskah yang disampaikan. Naskah ini berisi tentang keistimewaan produk atau jasa yang diiklankan dibanding dengan produk atau jasa lainnya, sehingga diperlukan kreativitas yang tinggi .
  4. Ilustrasi. Ilustrasi bisa berupa foto, warna, diagram, peta, grafik dan tanda-tanda lain  yang dapat mengungkapkan lebih cepat maksud dan tujuan yang ingin dicapai dibandingkan dengan menggunakan teks. Ilustrasi ini berfungsi untuk menarik perhatian dengan menonjolkan keistimewaan produk dan jasa yang menjelaskan  pernyataan yang bersifat khas dan mendukung judul sehingga merangsang minat konsumen untuk membaca, atau bahkan menggunakan produk yang ditawarkan.
  5. Durasi  dan waktu yang  diperlukan bila menggunakan media elektronik. Waktu yang singkat bukan berarti lebih buruk tapi melihat segmen pasar yang diinginkan siapa yang ingin dibidik waktu itulah ditayangkan dalam durasi singkat tapi pesan yang ingin disampaikan dapat diterima.
  6. logo dan merek dagang, ini berfungsi sebagai pembeda antara satu produk dan produk lain juga memberikan kekhasan tersendiri pada produk yang sama dengan produsen yang berbeda.
  7. Warna, warna selain dimaksudkan untuk menarik perhatian juga dapat memberikan suasana yang berbeda yang dapat merangsang psikologis seseorang sesuai dengan yang diingainkan.

C.2.  Iklan sebagai  proses komunikasi
Proses komunikasi  pada hakikatnya adalah proses pemyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Prosesnya sendiri dapat dibagi menjadi dua yaitu proses komunikasi primer dan proses komunikasi sekunder. Proses komunikasi secara primer adalah  proses penyampaian  pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang itu misalnya bahasa, gambar, warna dan lain sebagainya yang intinya dapat menghubungkan antara  komunikator dan komunikannya. Sedangkan komunikasi sekunder adalah  yaitu proses penyampaian pesan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua , misalnya  melalui surat kabar, radio, lelevisi dan internet atau sarana lainnya. Penggunaan media ini dimaksudkan  efisiensi  pencapaian komunikan dalam jumlah banyak. Dan iklan termasuk didalamnya.
                Iklan disampaikan melalui dua saluran  media yaitu media cetak dan media elektronik. Sebuah iklan  yang terdiri dari serangkaian gambar  dan suara mengandung pesan yang ingin disampaikan melalui simbol ,tanda, atau lambang . Lambang dalam iklan terdiri dari dua jenis   yaitu lambang verbal (bahasa) dan lambang non verbal ( bentuk dan warna yang disajikan) yang meniru rupa atas bentuk realitas (ikon).
                Iklan mempunyai tiga  elemen  tanda, yaitu gambar objek  atau produk yang diiklankan (object), gambar benda-benda disekitar objek yang memberikan konteks pada objek tersebut (context)  serta tulisan atau teks (text) yang memberikan keterangan tertulis. Ketiga elemen ini saling mengisi dan menciptakan ide, gagasan, konsep  atau makna iklan.  Iklan juga mempunyai  makna berdasarkan apa yang nampak (denotatif) dan makna yang lebih mendalam berhubungan dengan ideologi dan  budaya.
C.3. Daya Tarik Pesan
                Iklan harus memiliki daya tarik agar pesan yang disampaikan mempunyai dampak. Untuk itu iklan harus kreatif, inovatif dan estetis sehingga akan senantisa diingat dan dikenang dibandingkan dengan iklan-iklan yang lain. Agar iklan memiliki daya tarik  maka dapat menggunakan  sarana humor,  selebriti,  tempat/lokasi, fakta yang muncul , spiritual atau daya tarik emosional. Semua daya tarik diatas bisa berdiri sendiri atau merupakan kombinasi semuanya.
C.4.  Makna dalam iklan
                Tampilan iklan  dalam media di buat dalam usaha  untuk menarik minat khalayak. Setiap yang ditampilkan  dimaksudkan untuk memberi makna baik secara jelas (denotatif) atau secara samar (kononatif)  atau perlu pendalaman lebih lanjut guna mendapatkan dampak positif. Dampak positif tersebut misalnya : terpuaskannya  kebutuhan pelanggan,  adanya kerjasama yang saling  menguntungkan, rasa saling memiliki antara instansi dengan khalayaknya,  inteegritas instansi  dalam upaya menunjukan eksistensi  dan kehormatan yang dimiliki.
                Makna denotasi dapat dikatakan sebagai  makna yang sebenarnya sesuai dengan obyek atau citra tersebut, dan makna konotasi nengungkapkan  makna yang tersembunyi  baik lewat teks atau  bentuk iklan secara keseluruhan. Citra yang ada ini dapat berwujud fasilitas yang dimiliki,  kemudahan akses  pelayanan,  kesempurnaan paras, atau apapun yang dibutuhkan publik.
                Citra yang telah tercipta akan menjadi lebih baik tergantung pula pada pencitraan yang dilakukan lewat iklan dan kenyataan. Hanya publik yang  menggunakan produk tersebut yang dapat menilai tentang citra yang telah dibangun lewat iklan ini apa benjadi lebih baik dengan beriklan atau sebaliknya.

E. Penutup
E.1 Kesimpulan
                Secara garis besar,  kita dapat menciptakan citra atau meningkatkan citra lewat iklan baik menggunakan  media cetak atau  atau media elektronik tergantung pada pangsa pasar yang ingin  dibidik dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
                Bagaimanpun juga iklan  mampu memberi dampak secara ekonomi, sosial, budaya, kesehatan dan psikologi  serta  mempengaruhi  persepsi, tingkah laku  dan pemahaman  sesorang terhadap perkembangan  iklan dewasa ini.

E.2 Saran
Iklan merupakan produk manusia untuk itu diperlukan kearifan, sikap kritis dan selektif  dalam  menghadapi berbagai iklan yang ada ini mengingat iklan adalah suatu promosi yang dimaksudkan untuk mengenalkan, mempengaruhi perilaku sesorang untuk melakukan hal yang sama dengan iklan . Dan bagi biro iklan atau pembuat iklan dimohon untuk mengurangi muatan melebih-lebihkan produk yang dibuatnya walaupun tidak mengurangi unsur kreatifitas dan keindahan iklan sendiri. Juga  pentingnya kualitas  informasi dan  penerapan  sesuai dengan kode etik profesinya.

Mengenai Saya

Foto saya
kita ndak pernah tahu diri kita sendiri bila tak pernah mencoba mengolah diri ini dengan sendiri. ilmu penting dan tidak hanya bisa diambil dari dari pendidikan formal tapi pengalaman dan berani mencoba hal baru bisa menjadikan kita lebih dewasa